Kamis, 23 Juni 2016

Menganalisis Pementasan Drama


Menganalisis Pementasan Drama

     Pada pembahasan sebelumnya kita sudah membicarakan tentang unsur intrinsik drama dan sedikit mengamati contoh pementasan drama serta mendiskusikannya.
Dalam mementaskan drama ada beberapa langkah-langkah yang dapat Anda ikuti, yaitu sebagai berikut:
1. Menyusun naskah atau memilih naskah drama yang sudah ada
2. Membedah naskah yang akan dipentaskan secara bersama-sama
3. Membaca keseluruhan naskah (readingi) untuk mengenal masing-masing peran
4. Melakukan pemilihan peran (casting) sesuai kemampuan pemain
5. Mendalami peran yang akan dimainkan, antara lain dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:

    a. Penjiwaan terhadap karakter tokoh yang dimainkan
    b. Ekspresi yang digunakan harus sesuai
    c. Gerak-gerik harus tepat
    d. Lafal harus jelas
    e. Intonasi tepat
    f. Memerhatikan volume suara
6. Sutradara mengatur teknik pentas (blocking) dengan cara mengarahkan dan mengatur pemain
7. Menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai pengaturan pementasan (running)
8. Latihan terakhir sebelum pentas (gladi resik)
9. Pelaksanaan pementasan dengan didukung:
   a. Tata Rias
       Tata rias dapat membantu pemain untuk membuat perubahan wajah sesuai dengan karakter yang dimau.
       Misalnya mengubah pemain yang masih muda menjadi nenek-nenek.
   b. Kostum
       Pakaian atau kostum dapat mendukung pemain dalam memerankan karakter yang diinginkan.
       Contoh: Tokoh pengemis didukung dengan kostum compang-camping, lusuh, dan kotor.
   c. Tata Panggung
       Tata panggung atau dekorasi mendukung latar cerita yang ingin ditampilkan. Pada teknik tata panggung
        untuk mendukung latar/setting cerita biasanya juga ditopang dengan seni tata lampu (lighting)
   d. Tata Bunyi
       Tata bunyi biasanya membantu menggambarkan situasi yang terjadi dalam pementasan drama.
       Misalnya terdengar bunyi deburan ombak bearti suasananya sunyi dan sejuk di tepi pantai.
B. Mengekspresikan Perilaku dan Dialog Tokoh
                   Untuk dapat mengekspresikan watak tokoh yang diperankan, seorang aktor membutuhkan alat ekspresi. Selain dialog, alat ekspresi lain yang dapat digunakan adalah lafal, intonasi, nada/tekanan, dan mimik/gerak-gerik.



1. Lafal
    Lafal adalah cara pengucapan bunyi bahasa, baik yang berupa kata, kelompok kata, maupun kalimat.
    Melalui lafal pemain drama dapat menyampaikan pesan.
    Untuk itu pemain harus mampu menjaga pelafalannya
2. Intonasi
    Intonasi adalah musik kalimat, yaitu ketepatan penyajian tingi rendahnya suara nada.
    Intonasi membantu mengungkapkan ekspresi kejiwaan.
    Misalnya: Untuk ekspresi marah maka intonasi suara meninggi.
3. Nada/Tekanan
    Nada/tekanan adalah keras lemahnya pengucapan kata/kalimat.
    Penggunaan tekanan dimaksudkan untuk mementingkan bagian yang diberi tekanan.
    Cara penggunaan nada, adalah sebagai berikut:
    a. Tekanan keras diberikan pada bagian yang dipentingkan, yaitu dengan diucapkan lebih keras, 
        sekaligus lebih pelan.
    b. Tekanan lemah dipentingkan pada bagian yang tidak dipentingkan, yaitu dengan pengucapan biasa atau
        lebih lemah dan kecepatannya biasa.
4. Mimik/Gerak-gerik
    Mimik ada tiga macam, yaitu: mimik, pantomim, dan pantomimik. Mimik adalah gerak-gerik wajah atau raut muka, pantomim adalah gerak-gerik tubuh, sedangkan pantomimik adalah gabungan dari mimik dan pantomim. Ketiga hal tersebut mendukung atau menunjang efektivitas pengekspresian watak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar