Selasa, 21 Juni 2016

Variasi Bahasa BBM Pada Kalangan Mahasiswa PBSID Kelas 6B UPS Tegal


BAB 1
                                                                 PENDAHULUAN         

A.    Latar Belakang Masalah
Mahasiswa  mengunakan media handphone andorid untuk berkomunikasi, dalam hal ini penggunaan aplikasi BBM, adalah aplikasi pengirim pesan instan yang disediakan untuk para pengguna perangkat BlackBerry. Bahasa yang digunakan cenderung tidak sesuai. Ketidaksesuaian terjadi pada penggunaan bahasa dengan keadaan atau keperluan yang mereka hadapi. Kesesuaian penggunaan bahasa dalam BBM akan berdampak pada keberhasilan terjadinya komunikasi. Komunikasi dianggap berhasil jika terdapat kesamaan pemahaman di antara peserta komunikasi (Sudaryono, 2002: 107). Sebaliknya, komunikasi dianggap gagal jika peserta komunikasi menafsirkan tanda bahasa ke arah pemahaman yang berbeda.
Terkait dengan bahasa BBM, Subagyo (2007: 167) memaparkan, secara normatif, bahasa BBM penuh dengan ketidakbakuan. Namun, sebagai gejala komunikasi, wacana BBM merupakan wacana unik. Bahasa BBM memperlihatkan ciri-ciri kreatif sebagai hasil ekspresi penulis BBM yang orisinal-otentik. Ciri kreatif ”ragam” BBM yaitu (a) mengatasi ruang, (b)
menyiasati waktu, (c) multisemiotis, (d) tanggap situasi, (e) mencipta
”keindahan”, dan (f) mengasah kompetensi komunikatif.
Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang muncul adalah banyaknya variasi bahasa yang berkembang pada mahasiswa dalam menggunakan handphone. Hal ini dilakukan pada saat berkomunikasi pengiriman Blackberry Mesangger (BBM). Mahasiswa dalam mengirim dan menerima BBM menggunakan bahasa yang bervariasi. Permasalahannya variasi bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan bahasa baku didalam bahasa indonesia. Hal inilah yang menjadi latar belakang untuk mengkaji dan meneliti bahasa BBM dengan judul “Variasi Bahasa BBM Pada Kalangan Mahasiswa PBSID Kelas 6B UPS Tegal”.

B.     Permasalahan Penelitian
1.      Apa sajakah Bentuk Variasi Bahasa yang Digunakan Mahasiswa dalam Mengirim Blackberry Mesangger pada Pengguna Handphone?
2.      Appa sajakah Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Bentuk Variasi Bahasa BBM pada Anak Remaja Pengguna Handphone Blackberry?

C.    Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari bahasan    utamanya, dirumuskan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1.      Mengetahui bentuk variasi bahasa yang digunakan mahasiswa dalam mengirim pesan pada pengguna perangkat BlackBerry.
2.      Mengetahui faktor apa yang mempengaruhi bentuk variasi bahasa BBM pada mahasiswa kelas 6B PBSID UPS Tegal pengguna perangkat BlackBerry.




D.    Manfaat Penelitian
     Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut    :
1.      Memberikan wawasan mengenai bahasa dalam BBM yang digunakan dalam berkomunikasi.
2.      Menambah teori yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam BBM.

BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Kerangka Teoritis
            Pada hakikatnya manusia merupakan suatu makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bahasa baik lisan maupun tulisan guna bergaul dengan manusia lain, baik untuk menyatakan pendapatnya, maupun untuk mempengaruhi orang lain demi kepentingannya sendiri maupun kelompok atau kepentingan bersama. Peranan bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk berkomunikasi antara manusia yang satu dengan yang lain dalam suatu masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mustakim (1994 : 2) bahwa bahasa sebagai alat komunikasi digunakan oleh anggota masyarakat untuk menjalin hubungan dengan masyarakat lain yang mempunyai kesamaan bahasa. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan manusia lainnya, walaupun latar belakang sosial dan budayanya berbeda. Oleh karena itu, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki manusia. Terkait dengan itu, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1993:2).          
            Variasi Bahasa di dalam Linguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai tanda saja tetapi juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, dalam penelitian yang berdasarkan ancangan sosiolinguistik akan memperhitungkan bagaimana pemakaiannya di dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial. Maryono (2002: 18) membagi wujud variasi bahasa berupa idiolek, dialek, tingkat tutur (speech levels), ragam bahasa dan register. Penjelasan kelima variasi bahasa tersebut dapat dijelaskan seperti berikut         :
1.      Idiolek merupakan variasi bahasa yang sifatnya individual, maksudnya sifat khas tuturan seseorang berbeda dengan tuturan orang lain. Contoh : bahasa yang dapat dilihat melalui warna suara.
2.      Dialek merupakan variasi bahasa yang dibedakan oleh perbedaan asal penutur dan perbedaan kelas sosial penutur, oleh karena itu, muncul konsep dialek geografis dan dialek sosial (sosiolek). Contoh :enyong berarti saya yang digunakan di daerah tertentu yaitu daerah tegalan.
3.      Tingkat tutur (speech levels) merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan anggapan penutur tentang relasinya dengan mitra tutur. Contoh : kita memberikan sesuatu pada orang yang lebih tua menggunakan bahasa yang berbeda dengan kita memberikan kepada teman yang sebaya.
4.      Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan dari sudut penutur, tempat, pokok turunan dan situasi. Dalam kaitan dengan itu akhirnya dikenal adanya ragam bahasa resmi (formal) dan ragam bahasa tidak resmi (santai, akrab). Contoh           :
·         formal “ingkang kula urmati” biasanya terdapat pada pembukaan pidato.
·         Santai atau akrab :“nuwun yo” mengucapkan terimakasih pada teman sebaya yang sudah akrab.
5.      Register merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya sifat-sifat khas keperluan pemakainya, misalnya bahasa tulis terdapat bahasa iklan, bahasa tunjuk, bahasa artikel, dan sebagainya, dalam bahasa lisan terdapat bahasa lawak, bahasa politik, bahasa doa, bahasa pialang dan sebagainya. Contoh :“ijuk” adalah tambang yang dipasang di dinding goa yang digunakan untuk menyebrang.
            Seiring perkembangan zaman, teknologi dalam berkomunikasi pun mengalami kemajuan yang pesat. Seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus bertatapan langsung. Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita dapat berkomunikasi secara primer maupun sekunder. Proses komunikasi secara secara primer merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media (Onong Uchjana Effendy, 1999 : 11). Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa. Berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, komunikasi bermedia mengalami kemajuan. Tidak hanya dengan bertatap muka saja orang dapat berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan dengan berbagai alat komunikasi yang canggih seseorang dapat berkomunikasi selayaknya berhadapan dengan lawan bicara seperti percakapan biasa yaitu melaui media telepon genggam atau handphone. Seseorang dapat menggunakan media kedua dalam berkomunikasi karena adanya kecanggihan teknologi misalkan melalui HP, televise, radio, dan lain sebagainya. Proses komunikasi seperti hal ini merupakan proses komunikasi secara sekunder, yakni proses penyampaian komunikasi oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai madia kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama (Onong Uchjana Effendy, 1999 : 16). Gejala kontemporasi bahasa yaitu berubahnya serta berkembangnya bahasa sesuai situasi dan kondisi merupakan konsekuensi dari fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan bagian dari budaya masyarakat. Masyarakat menggunakan lambang-lambang bahasanya berdasarkan pengalaman dan pemikiran manusia yang memang terus berkembang. Perkembangan masyarakat dan perubahan budaya menyebabkan timbulnya berbagai macam variasi atau keragaman bahasa, termasuk munculnya kosakata baru.
            Demikian halnya mahasiswa PBSID kelas 6B UPS Tegal yang selalu berkomunikasi dengan mahasiswa lainnya. Selain berkomunikasi secara lisan mahasiswa juga berkomunikasi melalui BBM, apabila mereka tidak dapat saling bertemu melalui tatap muka. Mengingat handphone merupakan media yag efektif dalam berkomunikasi melalui BBM (Blackberry Mesangger) yang relatif murah, maka BBM pun efektif dan efisien dalam menjalin suatu komunikasi antar mahasiswa. Dalam berkomunikasi melalui BBM keterbatasan jumlah karakter dalam sekali kirim akan menimbulkan suatu keragaman berbahasa dalam ber-BBM. Mahasiswa PBSID kelas 6B UPS Tegal menggunakan suatu bahasa yang mempunyai suatu keragaman tersendiri dalam ber-BBM karena selain disebut anak muda, mereka juga sering menggunakan bahasa yang selalu mengikuti perkembangan. Sebagai mahasiswa yang kuliah di Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah yang paling tidak mengetahui seluk-beluk mengenai penggunaan bahasa, maka bahasa yang digunakan dalam ber-BBM pun mempunyai suatu variasi atau keragaman tersendiri yang menimbulkan suatu keuikan dalam berbahasa. Pilihan kata yang tidak sesuai dengan kaidah ketatabahasaan serta penggunaan simbol-simbol ekspresi atau disebut emoticon menimbulkan suatu keunikan tersendiri dalam berkomunikasi berbentuk bahasa tulis melalui media handphone/HP.

B.     Metodologi Penelitian
            Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah Variasi Bahasa BBM Pada Kalangan Mahasiswa PBSID Kelas 6B UPS Tegal. Data dalam penelitian ini berupa data tulisan yaitu Blackberry Mesangger (BBM) pada handphone mahasiswa kelas 6B PBSID UPS Tegal. Sumber data dalam penelitian ini adalah sejumlah BBM pada handphone e mahasiswa kelas 6B PBSID UPS Tegal. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak yaitu metode yang digunakan dalam penyediaan data dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa (Mahsun 2011: 242). Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu handphone dan checklist.
            Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih dengan teknik dasar. Teknik dasar bagi unsur langsung yaitu teknik yang membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 31). Analisis data pada tujuan kedua menggunakan metode padan. Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (lingua) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 13).


BAB III
PEMBAHASAN


A.    HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Bentuk Variasi Bahasa yang Digunakan Mahasiswa dalam Mengirim Blackberry Mesangger pada Pengguna Handphone.
Berikut ini bentuk variasi bahasa yang digunakan mahasiswa dalam mengirim pesan pada pengguna handphone.
a.      Variasi Bahasa dari Segi Penutur
·         Dialek
1.      Siweg nopo de?? Heehe (Amil, 21 tahun)
2.      sampun maem dereng? (Amil, 21 tahun)
3.      nggih bu,kulo mriku nggih (Dwi, 22 tahun)
Data (1), (2), dan (3) merupakan variasi bahasa dialeg. Data-data
tersebut merupakan variasi bahasa dialeg yang berasal dari daerah Jawa Tengah.

·         Sosiolek (dialek sosial)
1.      Gag ada tugas ko, nih gie bljr jg, ywdh ya aqu bljr dlu yah (Arin, 21 tahun)
Gag ad(a) tugas ko, nich (la)gie b(e)l(a)j(a)r j(u)g(a), y(a)wd(a)h ya aqu b(e)l(a)j(a)r d(u)lu yah
Data (2) merupakan variasi bahasa sosiolek. Variasi bahasa sosiolek pada data tersebut menggambarkan masalah pendidikan yang disampaikan oleh pengguna BBM yaitu sebagai seorang mahasiswa. Hal ini ditandai dengan kata tugas dan belajar.

b. Variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya
·         Basilek
1.      Kopet his -,- (Jefri, 21 tahun)
Data (1) merupakan variasi bahasa vulgar. Data tersebut menunjukkan pemakaian bahasa yang kurang baik bagi mahasiswa pengguna handphone yang menjadi subyek dalam penelitian. Kata kopet his dalam bahasa Jawa menunjukkan pemakaian bahasa yang kurang sopan.
2.      Pekok bmku buka cepet  (Heri, 22 tahun)
Data (2) merupakan variasi bahasa vulgar. Data tersebut menunjukkan pemakaian bahasa yang kurang kurang baik bagi mahasiswa pengguna handphone yang menjadi subyek dalam
penelitian. Kata pekok (‘bodoh’) dalam bahasa Jawa menunjukkan pemakaian bahasa yang kurang sopan.
·         Kolokial
1.      nyong rung mgkt kok (Lia, 21 tahun)
nyong(aku) (du)rung m(an)gk(a)t kok
2.      Amient -_- smga ajha bsa diprcya & bner* trjdi (Intan, 21tahun)
Amient -_- s(e)m(o)ga (s)ajha b(i)sa dip(e)rc(a)ya & b(e)ner*(bener) t(e)rj(a)di
Data (1) dan data (3) merupakan variasi bahasa kolokial. Data-data tersebut merupakan bahasa percakapan sehari-hari yang biasanya dipergunakan oleh kelompok sosial kelas bawah.

c. Variasi Bahasa dari Segi Keformalan
1.      Ya dah kang klau gtu.. Soale saya ada urusan mendadak (Arif, 21 tahun)
Data (2) termasuk dalam variasi bahasa dari segi keformalan. Data tersebut merupakan ragam bahasa yang terjadi dalam pembicaraan usaha antara pengguna BBM dengan pengguna BBM lain.
·         Ragam santai atau ragam kasual
1.      Ak off meneh fin  (Fajar, 21 tahun)
Data (1) termasuk dalam variasi bahasa dari segi keformalan berupa ragam santai. Data tersebut merupakan ragam bahasa yang terjadi dalam pembicaraan antar teman tentang berhenti dari sesuatu hal (Ak off meneh fin = ‘Saya off (berhenti) lagi fin’.
·         Ragam Akrab
1.      Mksh syg (Jefri, 21 tahun)
M(a)k(a)s(i)h s(a)y(an)g
Data (2) termasuk dalam variasi bahasa dari segi keformalan berupa ragam akrab. Hal ini ditandai dengan penggunaan bahasa yang tidak lengkap dan pendek. Kata mskh syg (‘makasih sayang’) menunjukkan isi BBM dari pengirim BBM yang menyatakan keheranan terhadap penerima BBM.

2.      Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Bentuk Variasi Bahasa BBM
Pada Anak Remaja Pengguna Handphone Blackberry.
·         Mengatasi Ruang
1.      Gag ada tugas ko, nih gie bljr jg, ywdh ya aqu bljr dlu yah (Arin, 21 tahun)
Gag ad(a) tugas ko, nich (la)gie b(e)l(a)j(a)r j(u)g(a), y(a)wd(a)h ya aqu b(e)l(a)j(a)r d(u)lu yah
Data (1) merupakan kreativitas penulis BBM dalam mengatasi ruang. Hal ini dapat ditunjukkan pada penggunaan singkatan yang tidak lazim pada isi SMS. Penggunaan singkatan pada data (1) antara lain: gag (tidak), ad (ada), gie (lagi), bljr (belajar), ywdh (yasudah), dan dlu (dulu).
2.      Kok iso sayangg,,coba d mati in dlu gmn (Anita, 21 tahun)
Kok iso sayangg,,coba d(i) mati in d(u)lu g(i)m(a)n(a)
Data (3) merupakan kreativitas penulis BBM dalam mengatasi ruang. Hal ini dapat ditunjukkan pada penggunaan singkatan yang tidak lazim pada isi BBM. Penggunaan singkatan pada data (3) antara lain: iso (‘isoh’ = bisa), dlu (dahulu), dan gmn.
·         Menyiasati Waktu
1.      Mksh syg (Jefri, 21 tahun)
M(a)k(a)s(i)h s(a)y(an)g
Data (1) merupakan kreativitas penulis BBM dalam mengatasi waktu. Upaya penulis BBM untuk menyiasati waktu adalah penggunaan singkatan atau bentuk-bentuk singkat dengan berbagai variasinya, baik yang lazim maupun tidak lazim. Hal ini dapat ditunjukkan pada mskh syg (‘makasih sayang’)
2.      Otw jeng (Endah, 21 tahun)
O(n) t(he) w(ay) mas
3.      C U (see you) artinya “sampai jumpa lagi”, Be4 (before) artinya “sebelumnya”
Data (2) dan (3) merupakan kreativitas penulis BBM dalam mengatasi waktu. Upaya penulis BBM untuk menyiasati waktu adalah penggunaan singkatan atau bentuk-bentuk singkat dengan berbagai variasinya, baik yang lazim maupun tidak lazim. Hal ini dapat ditunjukkan pada pada kata otw (‘on the way’ = sedang dalam perjalanan), C U (see you) artinya “sampai jumpa lagi”, Be4 (before) artinya “sebelumnya”
·         Multisemiotis
1.      de, kesel.  ak boboo ya de, km cepet boboo. Makasihh buat hari : -) gnite : -)  (Bintang, 21 tahun)
Data (2) merupakan kreativitas multisemiotis (pemaduan media) penulis BBM. de, kesel.  ak boboo ya de, km cepet boboo. Makasihh buat hari : -)  gnite : -)
Kreativitas multisemiotis pada data (2) adalah pemaduan antara huruf dengan simbol (emoticon). Hal ini dapat ditunjukkan pada simbol : -)  yang artinya adalah tersenyum, senang atau gembira dan simbol : -) yang artinya adalah senang.
·         Mengasah kemampuan komunikatif
1.      Met pagi .hari pertama ujian..wish me luck  (Asilia, 21tahun)
Met pagi, hari pertama ujian..wish me luck
Data (1) merupakan kreativitas penulis BBM dalam mengasah kemampuan komunikatif. Hal ini dapat ditunjukkan pada penggunaan bahasa Inggris untuk mengasah kemampuan komunikatif bahasa Inggris pengirim dan penerima BBM. Penggunaan bahasa Inggris data (1) adalah pada kalimat wish me luck (semoga saya beruntung).

2.      Hihi.take care on there (Dani, 21 tahun)
Data (2) merupakan kreativitas penulis BBM dalam mengasah kemampuan komunikatif. Hal ini dapat ditunjukkan pada penggunaan bahasa Inggris untuk mengasah kemampuan komunikatif bahasa Inggris pengirim dan penerima BBM. Penggunaan bahasa Inggris pada kalimat Hihi. take care on there (hati-hati di sana).

B.     Penelitian yang Berhubungan dengan Penelitian Sebelumnya
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memiliki banyak ragam bahasa. Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Teknologi komunikasi dalam bentuk fasilitas layanan Blackberry Mesangger (BBM) pada Blackberry telah menimbulkan gejala bahasa baru berkaitan dengan penulisan pesan yang disampaikan melalui layanan tersebut. Dalam bahasa Blackberry Mesangger (BBM) pun banyak ditemukan penggunaan bahasa yang tidak mematuhi tatanan struktur bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia dalam penyampaian pesan tesebut bercampur baur dengan istilah asing, daerah atau bentuk lain yang tidak beraturan. Apabila bahasa bahasa gaul tesebut digunakan dalam kelompoknya, maka maksud atau pesan akan mudah diterima. Sebaliknya, yang menjadi masalah adalah pada saat para remaja mengirim pesan untuk guru, dosen, atau
orang tua, tentunya mereka akan menjadi kurang mengerti.
Lazimnya adalah para siswa atau mahasiswa ini dinilai kurang memiliki etika atau sopan santun dalam berkomunikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa variasi bahasa yang muncul adalah variasi bahasa dari segi penutur yaitu dialek, sosiolek. Variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya yang muncul adalah variasi bahasa basilek, vulgar, kolokial. Variasi bahasa dari segi keformalan yang muncul adalah ragam usaha atau ragam konsultatif, ragam santai atau ragam kasual, dan ragam akrab. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2012) berjudul “Ragam Bahasa Gaul Remaja Kota Tuban (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)” menunjukkan bahwa ragam lisan bahasa Gaul remaja kota Tuban ada yang terinspirasi dengan kegiatan sehari-hari dan ada pula yang terinterferensi dari bahasa Inggris, dialek bahasa Jawa dan dialek Jakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani memiliki persamaan penelitian tentang ragam bahasa. Perbedaan penelitian ini terletak pada sumber penelitian. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2011) berjudul “Variasi Bahasa SMS (Short Message Service) dalam Surat Kabar Padang Ekspres” menyimpulkan ditemukannya jenisjenis variasi bahasa dan makna dari sebuah BBM. Jenis-jenis variasi bahasa diantaranya variasi dari segi pemakaian dan keformalan. Penelitian yang dilakukan oleh Andriani memiliki persamaan kajian tentang variasi bahasa BBM, sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada sumber data penelitian. Keunikan dari penelitian ini dibandingkan dengan dua penelitian terdahulu di atas adalah penggunaan bahasa yang bervariasi, misalnya penggunaan bahasa jawa dipadukan dengan bahasa Indonesia gaul dan bahasa Inggris. Siswa atau mahasiswa sering menggunakan beberapa variasi bahasa yang tidak lazim diantaranya adalah adanya ujaran bahasa yang berbentuk singkatansingkatan, pemakaian angka sebagai simbol pengganti huruf, penggunaan bahasa daerah yang dicampur dengan bahasa nasional dan bahasa Inggris. Bahasa BBM yang digunakan oleh kebanyakan orang adalah bahasa yang bersifat praktis, singkat, padat, dan mewakili segala yang hendak diungkapkan oleh penuturnya. Oleh sebab itulah, bentuk bahasa yang tercipta melalui BBM sering berupa singkatan-singkatan, simbol dan pencampuran bahasa daerah dan negara. Bahasa BBM tidak memperhatikan aturan baku kebahasaan. Bahasa BBM hanya bersifat komunikatif.
Permasalahan dalam layanan BBM adalah terbatasnya kapasitas jumlah karakter pengiriman pesannya, selain itu layanan komunikasi tertulis tersebut dibatasi tarif dari operatornya. Hal itulah yang kemudian menuntut adanya tindak peringkasan ujaran bahasa yang dikirimkan melalui layanan BBM. Adanya faktor tersebut, menuntut kreativitas penulis BBM dalam peringkasan bahasa, baik dengan cara singkatan, simbol, tanda elipsis, dan permainan angka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan bentuk variasi bahasa BBM pada mahasiswa pengguna handphone adalah kreativitas BBM dalam mengatasi ruang, menyiasati waktu, kreativitas multisemiotis (pemaduan media) penulis BBM, dan mengasah kemampuan komunikatif. Faktor kreativitas penulisan BBM tersebut dalam bentuk peringkasan bahasa, baik dengan cara singkatan, simbol, dan permainan angka. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Subagyo (2007) berjudul “Ciri-Ciri Kreatif Bahasa BBM”. Hasil penelitian menyimpulkan secara normatif, bahasa BBM penuh dengan ketidakbakuan. Namun, sebagai gejala komunikasi, wacana BBM merupakan wacana unik.
Bahasa BBM memperlihatkan ciri-ciri kreatif sebagai hasil ekspresi penulis BBM yang orisinal-otentik. Ciri kreatif ”ragam” BBM yaitu mengatasi ruang, menyiasati waktu, multisemiotis, tanggap situasi, mencipta ”keindahan”, dan mengasah kompetensi komunikatif. Penelitian yang dilakukan oleh Subagyo memiliki persamaan kajian tentang bahasa BBM. Perbedaan penelitian ini terletak pada objek penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Guat (2011) berjudul “SMS Analisis Linguistik terhadap Penggunaan Bahasa SMS dalam Kalangan Guru Pelatih” menunjukkan bahwa bentuk kata yang paling popular dalam teks BBM ialah bentuk singkatan. Ciri linguistik yang ketara ialah pengguna
BBM lebih mengutamakan kandungan mesej daripada bentuk komunikasi lantas menyebabkan wujudnya bentuk bahasa “baharu” yang melibatkan unsur pragmatik dan pengalaman yang dikongsi bersama dalam penginterpretasian BBM antara pengirim dan penerima. Penelitian yang dilakukan oleh Guat memiliki persamaan penelitian tentang bahasa BBM. Perbedaan penelitian ini terletak pada objek penelitian. Keunikan dari penelitian berdasarkan faktor yang mempengaruhi penggunaan bentuk variasi bahasa BBM adalah penggunaan tanda emoticon (tanda rasa) untuk menggambarkan perasaan penulisnya.


BAB IV
PENUTUP


A.    SIMPULAN
Bentuk variasi bahasa yang digunakan mahsiswa dalam mengirim BBM
pada pengguna handphone terdiri dari variasi bahasa dari segi penutur yaitu idiolek, dialek, sosiolek. Variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya yang muncul adalah variasi bahasa basilek, vulgar, kolokial. Variasi bahasa dari segi keformalan yang muncul adalah ragam usaha atau ragam konsultatif, ragam santai atau ragam kasual, dan ragam akrab.
Faktor yang mempengaruhi penggunaan bentuk variasi bahasa BBM pada mahasiswa  pengguna handphone adalah kreativitas BBM dalam mengatasi ruang, menyiasati waktu, kreativitas multisemiotis (pemaduan media) penulis SMS, dan mengasah kemampuan komunikatif. Faktor kreativitas penulisan BBM tersebut dalam bentuk peringkasan bahasa, baik dengan cara singkatan, simbol, dan permainan angka.




DAFTAR PUSTAKA

            Andriani, Yessi. 2011. “Variasi Bahasa pada SMS (Short Message Service) dalam Surat Kabar Padang Ekspres: Tinjauan Sosiolinguistik”. Skripsi.Padang: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.

            Guat, Tay Meng. 2011. “SMS Analisis Linguistik terhadap Penggunaan Bahasa SMS dalam Kalangan Guru Pelatih”. Jurnal Penyelidikan IPG Kampus Batu Lintang, Jilid 10,hal.1-26.

            Mahsun, 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Edisi revisi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

            Mulyani, Wahyu. 2012. “Ragam Bahasa Gaul Remaja Kota Tuban (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)”. Prospektus, Tahun X Nomor 2, Oktober halaman 168-184. Subagyo, P. Ari. 2007. “Ciri-ciri Kreatif Bahasa SMS”. Sintesis. Vol.5 No.2,Oktober 2007.





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar