BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Mahasiswa
mengunakan media handphone andorid untuk berkomunikasi, dalam hal ini penggunaan
aplikasi BBM, adalah aplikasi
pengirim pesan instan
yang disediakan untuk para pengguna perangkat BlackBerry.
Bahasa yang digunakan cenderung tidak
sesuai. Ketidaksesuaian terjadi pada penggunaan bahasa dengan keadaan atau
keperluan yang mereka hadapi. Kesesuaian penggunaan bahasa dalam BBM akan
berdampak pada keberhasilan terjadinya komunikasi. Komunikasi dianggap berhasil
jika terdapat kesamaan pemahaman di antara peserta komunikasi (Sudaryono, 2002:
107). Sebaliknya, komunikasi dianggap gagal jika peserta komunikasi menafsirkan
tanda bahasa ke arah pemahaman yang berbeda.
Terkait
dengan bahasa BBM, Subagyo (2007: 167) memaparkan, secara normatif, bahasa BBM
penuh dengan ketidakbakuan. Namun, sebagai gejala komunikasi, wacana BBM merupakan
wacana unik. Bahasa BBM memperlihatkan ciri-ciri kreatif sebagai hasil ekspresi
penulis BBM yang orisinal-otentik. Ciri kreatif ”ragam” BBM yaitu (a) mengatasi
ruang, (b)
menyiasati
waktu, (c) multisemiotis, (d) tanggap situasi, (e) mencipta
”keindahan”, dan
(f) mengasah kompetensi komunikatif.
Berdasarkan
uraian di atas permasalahan yang muncul adalah banyaknya variasi bahasa yang
berkembang pada mahasiswa dalam menggunakan handphone. Hal ini dilakukan pada saat berkomunikasi pengiriman Blackberry
Mesangger (BBM). Mahasiswa dalam mengirim dan menerima BBM menggunakan
bahasa yang bervariasi. Permasalahannya variasi bahasa yang digunakan tidak
sesuai dengan bahasa baku didalam bahasa indonesia. Hal inilah yang menjadi
latar belakang untuk mengkaji dan meneliti bahasa BBM dengan judul “Variasi Bahasa BBM Pada Kalangan Mahasiswa
PBSID Kelas 6B UPS Tegal”.
B. Permasalahan Penelitian
1.
Apa sajakah Bentuk
Variasi Bahasa yang Digunakan Mahasiswa dalam Mengirim Blackberry Mesangger pada
Pengguna Handphone?
2. Appa sajakah Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan
Bentuk Variasi Bahasa BBM pada Anak Remaja Pengguna Handphone Blackberry?
C. Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini
lebih terarah dan tidak menyimpang dari bahasan utamanya, dirumuskan tujuan dari penelitian
ini sebagai berikut :
1. Mengetahui
bentuk variasi bahasa yang digunakan mahasiswa dalam mengirim pesan pada pengguna
perangkat BlackBerry.
2. Mengetahui
faktor apa yang mempengaruhi bentuk variasi bahasa BBM pada mahasiswa kelas 6B
PBSID UPS Tegal pengguna perangkat BlackBerry.
D.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan wawasan mengenai
bahasa dalam BBM yang digunakan dalam berkomunikasi.
2. Menambah teori yang
berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam BBM.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kerangka Teoritis
Pada
hakikatnya manusia merupakan suatu makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial
manusia membutuhkan bahasa baik lisan maupun tulisan guna bergaul dengan
manusia lain, baik untuk menyatakan pendapatnya, maupun untuk mempengaruhi
orang lain demi kepentingannya sendiri maupun kelompok atau kepentingan
bersama. Peranan bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk berkomunikasi
antara manusia yang satu dengan yang lain dalam suatu masyarakat. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Mustakim (1994 : 2) bahwa bahasa sebagai alat komunikasi
digunakan oleh anggota masyarakat untuk menjalin hubungan dengan masyarakat
lain yang mempunyai kesamaan bahasa. Melalui bahasa manusia dapat saling
berhubungan dengan manusia lainnya, walaupun latar belakang sosial dan
budayanya berbeda. Oleh karena itu, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki manusia. Terkait dengan itu,
bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para
anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
diri (Kridalaksana, 1993:2).
Variasi Bahasa di
dalam Linguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai tanda saja tetapi juga
dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan sebagai bagian dari kebudayaan
masyarakat tertentu. Oleh karena itu, dalam penelitian yang berdasarkan ancangan
sosiolinguistik akan memperhitungkan bagaimana pemakaiannya di dalam masyarakat
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial. Maryono (2002: 18) membagi wujud
variasi bahasa berupa idiolek, dialek, tingkat tutur (speech levels),
ragam bahasa dan register. Penjelasan kelima variasi bahasa tersebut dapat
dijelaskan seperti berikut :
1. Idiolek
merupakan variasi bahasa yang sifatnya individual, maksudnya sifat khas tuturan
seseorang berbeda dengan tuturan orang lain. Contoh : bahasa yang dapat dilihat
melalui warna suara.
2. Dialek
merupakan variasi bahasa yang dibedakan oleh perbedaan asal penutur dan perbedaan
kelas sosial penutur, oleh karena itu, muncul konsep dialek geografis dan dialek
sosial (sosiolek). Contoh :enyong berarti saya yang digunakan di
daerah tertentu yaitu daerah tegalan.
3. Tingkat
tutur (speech levels) merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan
anggapan penutur tentang relasinya dengan mitra tutur. Contoh : kita memberikan
sesuatu pada orang yang lebih tua menggunakan bahasa yang berbeda dengan kita
memberikan kepada teman yang sebaya.
4. Ragam
bahasa merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan dari
sudut penutur, tempat, pokok turunan dan situasi. Dalam kaitan dengan itu
akhirnya dikenal adanya ragam bahasa resmi (formal) dan ragam bahasa tidak
resmi (santai, akrab). Contoh :
·
formal “ingkang kula urmati” biasanya
terdapat pada pembukaan pidato.
·
Santai atau akrab :“nuwun yo” mengucapkan
terimakasih pada teman sebaya yang sudah akrab.
5. Register
merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya sifat-sifat khas keperluan
pemakainya, misalnya bahasa tulis terdapat bahasa iklan, bahasa tunjuk, bahasa
artikel, dan sebagainya, dalam bahasa lisan terdapat bahasa lawak, bahasa politik,
bahasa doa, bahasa pialang dan sebagainya. Contoh :“ijuk” adalah
tambang yang dipasang di dinding goa yang digunakan untuk menyebrang.
Seiring
perkembangan zaman, teknologi dalam berkomunikasi pun mengalami kemajuan yang
pesat. Seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus bertatapan
langsung. Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita dapat berkomunikasi
secara primer maupun sekunder. Proses komunikasi secara secara primer merupakan
proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (simbol) sebagai media (Onong Uchjana Effendy, 1999 : 11).
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial,
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media
primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi adalah
bahasa. Berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya,
komunikasi bermedia mengalami kemajuan. Tidak hanya dengan bertatap muka saja
orang dapat berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan dengan berbagai alat komunikasi
yang canggih seseorang dapat berkomunikasi selayaknya berhadapan dengan lawan
bicara seperti percakapan biasa yaitu melaui media telepon genggam atau
handphone. Seseorang dapat menggunakan media kedua dalam berkomunikasi karena
adanya kecanggihan teknologi misalkan melalui HP, televise, radio, dan lain
sebagainya. Proses komunikasi seperti hal ini merupakan proses komunikasi
secara sekunder, yakni proses penyampaian komunikasi oleh seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai madia kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama (Onong Uchjana Effendy, 1999 : 16). Gejala
kontemporasi bahasa yaitu berubahnya serta berkembangnya bahasa sesuai situasi
dan kondisi merupakan konsekuensi dari fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
dan bagian dari budaya masyarakat. Masyarakat menggunakan lambang-lambang
bahasanya berdasarkan pengalaman dan pemikiran manusia yang memang terus
berkembang. Perkembangan masyarakat dan perubahan budaya menyebabkan timbulnya
berbagai macam variasi atau keragaman bahasa, termasuk munculnya kosakata baru.
Demikian
halnya mahasiswa PBSID kelas 6B UPS Tegal yang selalu berkomunikasi dengan
mahasiswa lainnya. Selain berkomunikasi secara lisan mahasiswa juga
berkomunikasi melalui BBM, apabila mereka tidak dapat saling bertemu melalui
tatap muka. Mengingat handphone merupakan media yag efektif dalam berkomunikasi
melalui BBM (Blackberry Mesangger) yang relatif murah, maka BBM pun efektif dan
efisien dalam menjalin suatu komunikasi antar mahasiswa. Dalam berkomunikasi
melalui BBM keterbatasan jumlah karakter dalam sekali kirim akan menimbulkan
suatu keragaman berbahasa dalam ber-BBM. Mahasiswa PBSID kelas 6B UPS Tegal menggunakan
suatu bahasa yang mempunyai suatu keragaman tersendiri dalam ber-BBM karena
selain disebut anak muda, mereka juga sering menggunakan bahasa yang selalu
mengikuti perkembangan. Sebagai mahasiswa yang kuliah di Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah yang paling tidak mengetahui
seluk-beluk mengenai penggunaan bahasa, maka bahasa yang digunakan dalam
ber-BBM pun mempunyai suatu variasi atau keragaman tersendiri yang menimbulkan
suatu keuikan dalam berbahasa. Pilihan kata yang tidak sesuai dengan kaidah
ketatabahasaan serta penggunaan simbol-simbol ekspresi atau disebut emoticon
menimbulkan suatu keunikan tersendiri dalam berkomunikasi berbentuk bahasa
tulis melalui media handphone/HP.
B.
Metodologi
Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian
ini adalah Variasi Bahasa BBM Pada
Kalangan Mahasiswa PBSID Kelas 6B UPS Tegal. Data dalam penelitian ini
berupa data tulisan yaitu Blackberry Mesangger (BBM) pada handphone mahasiswa kelas 6B PBSID UPS Tegal.
Sumber data dalam penelitian ini adalah sejumlah BBM pada handphone e mahasiswa kelas 6B PBSID UPS Tegal.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak yaitu metode yang
digunakan dalam penyediaan data dengan cara peneliti melakukan penyimakan
penggunaan bahasa (Mahsun 2011: 242). Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu handphone dan checklist.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode agih dengan teknik dasar. Teknik dasar bagi unsur
langsung yaitu teknik yang membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa
bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian
yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 31).
Analisis data pada tujuan kedua menggunakan metode padan. Metode padan adalah metode
yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa
(lingua) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 13).
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Bentuk
Variasi Bahasa yang Digunakan Mahasiswa dalam Mengirim Blackberry Mesangger pada
Pengguna Handphone.
Berikut ini
bentuk variasi bahasa yang digunakan mahasiswa dalam mengirim pesan pada
pengguna handphone.
a. Variasi
Bahasa dari Segi Penutur
·
Dialek
1.
Siweg nopo de?? Heehe (Amil,
21 tahun)
2.
sampun maem dereng? (Amil,
21 tahun)
3.
nggih bu,kulo mriku nggih (Dwi,
22 tahun)
Data (1), (2),
dan (3) merupakan variasi bahasa dialeg. Data-data
tersebut
merupakan variasi bahasa dialeg yang berasal dari daerah Jawa Tengah.
·
Sosiolek
(dialek sosial)
1. Gag
ada tugas ko, nih gie bljr jg, ywdh ya aqu bljr dlu yah (Arin,
21 tahun)
Gag
ad(a) tugas ko, nich (la)gie b(e)l(a)j(a)r j(u)g(a), y(a)wd(a)h ya aqu
b(e)l(a)j(a)r d(u)lu yah
Data (2)
merupakan variasi bahasa sosiolek. Variasi bahasa sosiolek pada data tersebut menggambarkan
masalah pendidikan yang disampaikan oleh pengguna BBM yaitu sebagai seorang
mahasiswa. Hal ini ditandai dengan kata tugas dan belajar.
b.
Variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial
para penuturnya
·
Basilek
1. Kopet
his -,-
(Jefri, 21 tahun)
Data (1)
merupakan variasi bahasa vulgar. Data tersebut menunjukkan pemakaian bahasa yang
kurang baik bagi mahasiswa pengguna handphone yang menjadi subyek dalam penelitian.
Kata kopet his dalam bahasa Jawa menunjukkan pemakaian bahasa yang
kurang sopan.
2. Pekok
bmku buka cepet (Heri,
22 tahun)
Data (2)
merupakan variasi bahasa vulgar. Data tersebut menunjukkan pemakaian bahasa yang
kurang kurang baik bagi mahasiswa pengguna handphone yang menjadi subyek
dalam
penelitian. Kata
pekok (‘bodoh’) dalam bahasa Jawa menunjukkan pemakaian bahasa yang
kurang sopan.
·
Kolokial
1. nyong
rung mgkt kok (Lia, 21 tahun)
nyong(aku)
(du)rung m(an)gk(a)t kok
2. Amient
-_- smga ajha bsa diprcya & bner* trjdi (Intan, 21tahun)
Amient
-_- s(e)m(o)ga (s)ajha b(i)sa dip(e)rc(a)ya & b(e)ner*(bener) t(e)rj(a)di
Data (1) dan
data (3) merupakan variasi bahasa kolokial. Data-data tersebut merupakan bahasa
percakapan sehari-hari yang biasanya dipergunakan oleh kelompok sosial kelas bawah.
c.
Variasi Bahasa dari Segi Keformalan
1. Ya
dah kang klau gtu.. Soale saya ada urusan mendadak (Arif,
21 tahun)
Data (2)
termasuk dalam variasi bahasa dari segi keformalan. Data tersebut merupakan
ragam bahasa yang terjadi dalam pembicaraan usaha antara pengguna BBM dengan pengguna
BBM lain.
·
Ragam santai atau ragam kasual
1. Ak
off meneh fin (Fajar, 21 tahun)
Data (1)
termasuk dalam variasi bahasa dari segi keformalan berupa ragam santai. Data tersebut
merupakan ragam bahasa yang terjadi dalam pembicaraan antar teman tentang
berhenti dari sesuatu hal (Ak off meneh fin = ‘Saya off (berhenti)
lagi fin’.
·
Ragam Akrab
1. Mksh
syg (Jefri,
21 tahun)
M(a)k(a)s(i)h
s(a)y(an)g
Data (2)
termasuk dalam variasi bahasa dari segi keformalan berupa ragam akrab. Hal ini ditandai
dengan penggunaan bahasa yang tidak lengkap dan pendek. Kata mskh syg (‘makasih
sayang’) menunjukkan isi BBM dari pengirim BBM yang menyatakan keheranan
terhadap penerima BBM.
2. Faktor
yang Mempengaruhi Penggunaan Bentuk Variasi Bahasa BBM
Pada
Anak Remaja Pengguna Handphone Blackberry.
·
Mengatasi
Ruang
1. Gag
ada tugas ko, nih gie bljr jg, ywdh ya aqu bljr dlu yah (Arin,
21 tahun)
Gag
ad(a) tugas ko, nich (la)gie b(e)l(a)j(a)r j(u)g(a), y(a)wd(a)h ya aqu
b(e)l(a)j(a)r d(u)lu yah
Data (1) merupakan
kreativitas penulis BBM dalam mengatasi ruang. Hal ini dapat ditunjukkan
pada penggunaan singkatan yang tidak lazim pada isi SMS. Penggunaan singkatan
pada data (1) antara lain: gag (tidak), ad (ada), gie (lagi),
bljr (belajar), ywdh (yasudah), dan dlu (dulu).
2. Kok
iso sayangg,,coba d mati in dlu gmn (Anita, 21 tahun)
Kok
iso sayangg,,coba d(i) mati in d(u)lu g(i)m(a)n(a)
Data (3)
merupakan kreativitas penulis BBM dalam mengatasi ruang. Hal ini dapat ditunjukkan
pada penggunaan singkatan yang tidak lazim pada isi BBM. Penggunaan singkatan
pada data (3) antara lain: iso (‘isoh’ = bisa), dlu (dahulu), dan
gmn.
·
Menyiasati
Waktu
1. Mksh
syg (Jefri,
21 tahun)
M(a)k(a)s(i)h
s(a)y(an)g
Data (1)
merupakan kreativitas penulis BBM dalam mengatasi waktu. Upaya penulis BBM untuk
menyiasati waktu adalah penggunaan singkatan atau bentuk-bentuk singkat dengan
berbagai variasinya, baik yang lazim maupun tidak lazim. Hal ini dapat
ditunjukkan pada mskh syg (‘makasih sayang’)
2. Otw
jeng (Endah, 21 tahun)
O(n) t(he) w(ay) mas
3. C
U (see you) artinya “sampai jumpa lagi”, Be4 (before) artinya “sebelumnya”
Data (2) dan (3)
merupakan kreativitas penulis BBM dalam mengatasi waktu. Upaya penulis BBM untuk
menyiasati waktu adalah penggunaan singkatan atau bentuk-bentuk singkat dengan
berbagai variasinya, baik yang lazim maupun tidak lazim. Hal ini dapat
ditunjukkan pada pada kata otw (‘on the way’ = sedang dalam
perjalanan), C U (see you) artinya “sampai jumpa lagi”, Be4 (before) artinya
“sebelumnya”
·
Multisemiotis
1.
de, kesel. ak
boboo ya de, km cepet boboo. Makasihh buat hari :
-) gnite : -) (Bintang, 21 tahun)
Data (2) merupakan
kreativitas multisemiotis (pemaduan media) penulis BBM. de, kesel. ak
boboo ya de, km cepet boboo. Makasihh buat hari :
-) gnite
:
-)
Kreativitas multisemiotis
pada data (2) adalah pemaduan antara huruf dengan simbol (emoticon). Hal
ini dapat ditunjukkan pada simbol : -) yang
artinya adalah tersenyum, senang atau gembira dan simbol : -) yang artinya
adalah senang.
·
Mengasah
kemampuan komunikatif
1. Met
pagi .hari pertama ujian..wish me luck (Asilia, 21tahun)
Met
pagi, hari pertama ujian..wish me luck
Data (1) merupakan
kreativitas penulis BBM dalam mengasah kemampuan komunikatif. Hal ini dapat
ditunjukkan pada penggunaan bahasa Inggris untuk mengasah kemampuan komunikatif
bahasa Inggris pengirim dan penerima BBM. Penggunaan bahasa Inggris data (1)
adalah pada kalimat wish me luck (semoga saya beruntung).
2. Hihi.take
care on there (Dani, 21 tahun)
Data (2)
merupakan kreativitas penulis BBM dalam mengasah kemampuan komunikatif. Hal ini
dapat ditunjukkan pada penggunaan bahasa Inggris untuk mengasah kemampuan
komunikatif bahasa Inggris pengirim dan penerima BBM. Penggunaan bahasa Inggris
pada kalimat Hihi. take care on there (hati-hati di sana).
B.
Penelitian yang Berhubungan dengan
Penelitian Sebelumnya
Bahasa
adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling
berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari
yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memiliki
banyak ragam bahasa. Bahasa mengalami perubahan seiring dengan perubahan
masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluannya. Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang
dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan
oleh para penuturnya yang tidak homogen. Teknologi komunikasi dalam bentuk
fasilitas layanan Blackberry Mesangger (BBM) pada Blackberry telah
menimbulkan gejala bahasa baru berkaitan dengan penulisan pesan yang
disampaikan melalui layanan tersebut. Dalam bahasa Blackberry Mesangger
(BBM) pun banyak ditemukan penggunaan bahasa yang tidak mematuhi tatanan
struktur bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia dalam penyampaian pesan
tesebut bercampur baur dengan istilah asing, daerah atau bentuk lain yang tidak
beraturan. Apabila bahasa bahasa gaul tesebut digunakan dalam kelompoknya, maka
maksud atau pesan akan mudah diterima. Sebaliknya, yang menjadi masalah adalah
pada saat para remaja mengirim pesan untuk guru, dosen, atau
orang tua,
tentunya mereka akan menjadi kurang mengerti.
Lazimnya
adalah para siswa atau mahasiswa ini dinilai kurang memiliki etika atau sopan
santun dalam berkomunikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa variasi
bahasa yang muncul adalah variasi bahasa dari segi penutur yaitu dialek,
sosiolek. Variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial
para penuturnya yang muncul adalah variasi bahasa basilek, vulgar, kolokial.
Variasi bahasa dari segi keformalan yang muncul adalah ragam usaha atau ragam
konsultatif, ragam santai atau ragam kasual, dan ragam akrab. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2012) berjudul “Ragam Bahasa
Gaul Remaja Kota Tuban (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)” menunjukkan
bahwa ragam lisan bahasa Gaul remaja kota Tuban ada yang terinspirasi dengan
kegiatan sehari-hari dan ada pula yang terinterferensi dari bahasa Inggris,
dialek bahasa Jawa dan dialek Jakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani
memiliki persamaan penelitian tentang ragam bahasa. Perbedaan penelitian ini terletak
pada sumber penelitian. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Andriani
(2011) berjudul “Variasi Bahasa SMS (Short Message Service) dalam
Surat Kabar Padang Ekspres” menyimpulkan ditemukannya jenisjenis variasi
bahasa dan makna dari sebuah BBM. Jenis-jenis variasi bahasa diantaranya
variasi dari segi pemakaian dan keformalan. Penelitian yang dilakukan oleh
Andriani memiliki persamaan kajian tentang variasi bahasa BBM, sedangkan
perbedaan penelitian ini terletak pada sumber data penelitian. Keunikan dari
penelitian ini dibandingkan dengan dua penelitian terdahulu di atas adalah penggunaan
bahasa yang bervariasi, misalnya penggunaan bahasa jawa dipadukan dengan bahasa
Indonesia gaul dan bahasa Inggris. Siswa atau mahasiswa sering menggunakan
beberapa variasi bahasa yang tidak lazim diantaranya adalah adanya ujaran
bahasa yang berbentuk singkatansingkatan, pemakaian angka sebagai simbol
pengganti huruf, penggunaan bahasa daerah yang dicampur dengan bahasa nasional
dan bahasa Inggris. Bahasa BBM yang digunakan oleh kebanyakan orang adalah
bahasa yang bersifat praktis, singkat, padat, dan mewakili segala yang hendak diungkapkan
oleh penuturnya. Oleh sebab itulah, bentuk bahasa yang tercipta melalui BBM
sering berupa singkatan-singkatan, simbol dan pencampuran bahasa daerah dan
negara. Bahasa BBM tidak memperhatikan aturan baku kebahasaan. Bahasa BBM hanya
bersifat komunikatif.
Permasalahan
dalam layanan BBM adalah terbatasnya kapasitas jumlah karakter pengiriman
pesannya, selain itu layanan komunikasi tertulis tersebut dibatasi tarif dari
operatornya. Hal itulah yang kemudian menuntut adanya tindak peringkasan ujaran
bahasa yang dikirimkan melalui layanan BBM. Adanya faktor tersebut, menuntut
kreativitas penulis BBM dalam peringkasan bahasa, baik dengan cara singkatan, simbol,
tanda elipsis, dan permainan angka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
faktor yang mempengaruhi penggunaan bentuk variasi bahasa BBM pada mahasiswa
pengguna handphone adalah kreativitas BBM dalam mengatasi ruang,
menyiasati waktu, kreativitas multisemiotis (pemaduan media) penulis BBM, dan mengasah
kemampuan komunikatif. Faktor kreativitas penulisan BBM tersebut dalam bentuk peringkasan
bahasa, baik dengan cara singkatan, simbol, dan permainan angka. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Subagyo (2007) berjudul “Ciri-Ciri
Kreatif Bahasa BBM”. Hasil penelitian menyimpulkan secara normatif, bahasa
BBM penuh dengan ketidakbakuan. Namun, sebagai gejala komunikasi, wacana BBM
merupakan wacana unik.
Bahasa
BBM memperlihatkan ciri-ciri kreatif sebagai hasil ekspresi penulis BBM yang
orisinal-otentik. Ciri kreatif ”ragam” BBM yaitu mengatasi ruang, menyiasati
waktu, multisemiotis, tanggap situasi, mencipta ”keindahan”, dan mengasah kompetensi
komunikatif. Penelitian yang dilakukan oleh Subagyo memiliki persamaan kajian
tentang bahasa BBM. Perbedaan penelitian ini terletak pada objek penelitian. Penelitian
yang dilakukan oleh Guat (2011) berjudul “SMS Analisis Linguistik
terhadap Penggunaan Bahasa SMS dalam Kalangan Guru Pelatih”
menunjukkan bahwa bentuk kata yang paling popular dalam teks BBM ialah bentuk
singkatan. Ciri linguistik yang ketara ialah pengguna
BBM lebih
mengutamakan kandungan mesej daripada bentuk komunikasi lantas menyebabkan
wujudnya bentuk bahasa “baharu” yang melibatkan unsur pragmatik dan pengalaman
yang dikongsi bersama dalam penginterpretasian BBM antara pengirim dan
penerima. Penelitian yang dilakukan oleh Guat memiliki persamaan penelitian
tentang bahasa BBM. Perbedaan penelitian ini terletak pada objek penelitian.
Keunikan dari penelitian berdasarkan faktor yang mempengaruhi penggunaan bentuk
variasi bahasa BBM adalah penggunaan tanda emoticon (tanda rasa) untuk
menggambarkan perasaan penulisnya.
BAB IV
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Bentuk
variasi bahasa yang digunakan mahsiswa dalam mengirim BBM
pada pengguna handphone
terdiri dari variasi bahasa dari segi penutur yaitu idiolek, dialek, sosiolek.
Variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial
para penuturnya yang muncul adalah variasi bahasa basilek, vulgar, kolokial.
Variasi bahasa dari segi keformalan yang muncul adalah ragam usaha atau ragam
konsultatif, ragam santai atau ragam kasual, dan ragam akrab.
Faktor
yang mempengaruhi penggunaan bentuk variasi bahasa BBM pada mahasiswa pengguna handphone adalah kreativitas BBM
dalam mengatasi ruang, menyiasati waktu, kreativitas multisemiotis (pemaduan
media) penulis SMS, dan mengasah kemampuan komunikatif. Faktor kreativitas
penulisan BBM tersebut dalam bentuk peringkasan bahasa, baik dengan cara
singkatan, simbol, dan permainan angka.
DAFTAR
PUSTAKA
Andriani, Yessi. 2011. “Variasi
Bahasa pada SMS (Short Message Service) dalam Surat Kabar Padang
Ekspres: Tinjauan Sosiolinguistik”. Skripsi.Padang: Jurusan Sastra Daerah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.
Guat, Tay Meng. 2011. “SMS Analisis
Linguistik terhadap Penggunaan Bahasa SMS dalam Kalangan Guru Pelatih”. Jurnal
Penyelidikan IPG Kampus Batu Lintang, Jilid 10,hal.1-26.
Mahsun, 2011. Metode Penelitian
Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Edisi revisi. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Mulyani, Wahyu. 2012. “Ragam Bahasa
Gaul Remaja Kota Tuban (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)”. Prospektus, Tahun
X Nomor 2, Oktober halaman 168-184. Subagyo, P. Ari. 2007. “Ciri-ciri Kreatif
Bahasa SMS”. Sintesis. Vol.5 No.2,Oktober 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar